Pengertian Warna dalam Desain dan Teori Warna

Pengertian Warna

    Pada dasarnya warna merupakan suatu unsur cahaya yang dipantulkan oleh suatu objek yang kemudian diteruskan ke mata serta di interpretasikan berdasarkan cahaya pada objeknya.

Warna merupakan hasil dari interaksi antara cahaya, objek, dan mata manusia dan warna juga merupakan salah satu komponen desain yang penggunaannya bisa menimbulkan kesan psikologis, suggesti, serta suasana tertentu.

PENGERTIAN WARNA DALAM DESAIN

Dalam desain, warna merupakan element penting dan dominan dalam desain serta menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi sebuah karya desain.
Tiap warna yang digunakan dalam desain memilki pengaruh nya teman-teman pada psikologi dan fisiologi manusia atau dengan kata lain tiap warna memiliki arti dan makna sendiri dibalik penggunaannya terhadap karakter manusia.

Dalam penerapannya di karya desain, tiap warna perlu ditata dan disusun dengan tepat dan semaximal mungkin sehingga dapat menimbulkan kesan/suasana tertentu.

Baca juga: Macam-macam warna dan Psikologinya

Jadi, Warna memiliki peran penting dalam seni, desain, ilmu pengetahuan, dan dalam kehidupan sehari-hari. Selain aspek estetika, warna juga dapat mempengaruhi suasana hati, persepsi, dan komunikasi. Misalnya, berbagai warna dapat memicu emosi atau penafsiran tertentu pada orang yang melihatnya.

    Warna dapat dibentuk melalui campuran cahaya berbeda pada spektrum elektromagnetik. Ada dua pendekatan umum dalam menghasilkan warna: Aditif dan Substraktif.

Pencampuran Aditif:

    melibatkan campuran cahaya dari warna Primer (RGB). Pada layar komputer, tv, atau perangkat elektronik lainnya, ketiga warna ini dicampurkan dalam berbagai proporsi untuk menciptakan berbagai nuansa warna.

Pencampuran Substraktif:

     Campuran ini menghasilkan warna dengan mengurangi sebagian cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya. Campuran warna substraktif melibatkan penggunaan warna seperti warna CMYK.

SEJARAH TEORI WARNA

    Teori warna sudah dikembangkan oleh Leon Battista Alberti tahun 1435 dan diikuti oleh Leonardo da Vinci tahun 1490 yang mulai menerapkan perspektif dan anatomi dalam seni/karya-karya nya dengan pencahayaan dan bayangan, yang mempengaruhi pemahaman tentang warna.

    Ilmu tentang warna disebut CHROMATICS. kemudian dikembangkan oleh Sir Isac Newton (1704) dan menuai banyak perhatian ketika dikembangkan olehnya. Teori awal warna yang dikembangkan adalah warna dasar : Red, Yellow, Blue (RYB) dan digunakan banyak oleh percetakan dan pelukis. 

Sir Isaac Newton 

Penemuan lensa dan penggunaan prisma kaca oleh Isaac Newton (1672 - Fisikawan Inggris) pada Abad ke-17 membantu memahami sifat dispersi cahaya, yang dimana menunjukan bahwa cahaya putih terdiri dari warna pelangi/spectrum.

Karyanya "Opticks" (1704) yang merinci bagaimana cahaya putih dapat diuraikan menjadi spektrum warna melalui prisma, membuka jalan bagi pemahaman ilmiah tentang warna.

Johann Wolfgang Von Goethe

Pada Abad ke-18 (1810) ilmuwan Jerman ini merilis "Theory of Colours" (Teori Warna), yang menyoroti aspek emosional dan psikologis warna, serta mempertanyakan pandangan Newton tentang warna.

Pemahaman Goethe tentang warna lebih bersifat subjektif dan artistik dibandingkan dengan pendekatan ilmiah Newton.

Herman Von Helmhozt

Fisikawan Jerman ini pada Abad ke-19 (1850) merinci bagaimana mata manusia mengolah warna dan persepsi warna berdasarkan sifat-sifat fisiologis mata. Dia memisahkan tiga jenis kerucut mata yang sensitif terhadap warna dan berkontribusi pada pemahaman tentang persepsi warna.

Karyanya "Handbuch der Physiologischen Optik" adalah kontribusi besar pada pemahaman tentang sistem penglihatan.

James Clerk Maxwell

Abad ke-19 (1855) Fisikawan Skotlandia ini menggambarkan penglihatan warna manusia sebagai campuran tiga warna primer: merah, hijau, dan biru. Ini membentuk dasar bagi sistem pencampuran warna aditif.

Sir David Brewster

Abad ke-19 (1855): Fisikawan dan ahli optik Skotlandia ini mempelajari banyak aspek tentang cahaya dan warna. Ia mengembangkan polaroid dan meneliti efek polarisasi cahaya, yang berhubungan dengan polarisasi warna.

Albert Munsell

Abad ke-20 (1905): Seniman dan ilmuwan Amerika ini mengembangkan sistem Munsell Color, yang mengukur warna dengan tiga dimensi: nuansa, kecerahan, dan kejenuhan.

Sistem ini membantu dalam mengukur dan menggambarkan warna dengan lebih presisi.


        Ini hanyalah beberapa dari banyak ahli yang telah berkontribusi dalam pengembangan teori warna dari sudut pandang fisika, seni, dan ilmu fisiologi. Para ahli ini bersama-sama telah membantu memahami dan menerapkan konsep warna dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

FUNGSI WARNA DALAM DESAIN

    Penggunaan warna dalam desain memiliki banyak fungsi dan kesan psikologis nya. Warna dapat mempengaruhi bagaimana orang merasakan, memahami, dan berinteraksi dengan suatu karya desain. 

1. Mengidentifikasi Brand/Merk
            Warna dapat menjadi bagian integral dari identitas merek.  Warna juga dapat membantu membedakan merek dari pesaing dan memberikan kesan yang konsisten kepada audiens.


2. Media Komunikatif dan Mood/Psikologis. 
            Setiap warna itu memiliki arti dan makna tersendiri, jadi penggunaan warna bisa menggambarkan karaktek-karakter tertentu. dan juga penerapan warna pada sebuah design brand, maka akan memperjelas penyampaian pesan/informasi yang terkandung dalam sebuah design brand tsb.

3. 
Menggambarkan Hierarki Informasi:
            Warna dapat digunakan untuk membantu menggambarkan hierarki informasi dalam desain. Misalnya, penggunaan warna yang berbeda untuk judul, subjudul, dan isi teks dapat membantu pengguna dalam memahami struktur informasi dengan lebih jelas.

4. Meningkatkan Keterbacaan dan Pemahaman
            Dalam kontek ini penggunaan  dalam desain dapat ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi warna yang tepat. Warna teks dan latar belakang yang kontras akan memudahkan pembacaan. Pemilihan warna yang sesuai juga dapat membantu memisahkan informasi yang berbeda dan meningkatkan pemahaman.

5. Membimbing Perhatian:
            Warna dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian pengguna pada elemen-elemen tertentu dalam desain. Warna kontras atau warna yang berbeda dari latar belakang akan membuat elemen tersebut menonjol dan menarik perhatian.


Pemahaman tentang pilihan warna memungkinkan pembuat karya bisa yang lebih bijaksana dan strategis dalam menciptakan desain yang efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Semoga ini bisa membantu bagi yang sedang belajar atau hanya sekedar ingin menambah ilmu,semoga bermanfaat.

Terima Kasih.

Posting Komentar untuk "Pengertian Warna dalam Desain dan Teori Warna"