Pengertian Warna dalam Desain dan Teori Warna
Warna merupakan hasil dari interaksi antara cahaya, objek, dan mata manusia dan warna juga merupakan salah satu komponen desain yang penggunaannya bisa menimbulkan kesan psikologis, suggesti, serta suasana tertentu.
PENGERTIAN WARNA DALAM DESAIN
Dalam desain, warna merupakan element
penting dan dominan dalam desain serta menjadi sebuah daya tarik tersendiri
bagi sebuah karya desain.
Tiap warna yang digunakan dalam desain memilki
pengaruh nya teman-teman pada psikologi dan fisiologi manusia atau dengan kata
lain tiap warna memiliki arti dan makna sendiri dibalik penggunaannya terhadap
karakter manusia.
Dalam penerapannya di karya desain, tiap warna perlu ditata dan disusun dengan tepat dan semaximal mungkin sehingga dapat menimbulkan kesan/suasana tertentu.
Baca juga: Macam-macam warna dan Psikologinya
Jadi, Warna memiliki peran penting dalam seni, desain, ilmu pengetahuan, dan dalam kehidupan sehari-hari. Selain aspek estetika, warna juga dapat mempengaruhi suasana hati, persepsi, dan komunikasi. Misalnya, berbagai warna dapat memicu emosi atau penafsiran tertentu pada orang yang melihatnya.
Pencampuran Aditif:
Pencampuran Substraktif:
SEJARAH TEORI WARNA
Teori warna sudah dikembangkan oleh Leon Battista Alberti tahun 1435 dan diikuti oleh Leonardo da Vinci tahun 1490 yang mulai menerapkan perspektif dan anatomi dalam seni/karya-karya nya dengan pencahayaan dan bayangan, yang mempengaruhi pemahaman tentang warna.Ilmu tentang warna disebut CHROMATICS. kemudian dikembangkan oleh Sir Isac Newton (1704) dan menuai banyak perhatian ketika dikembangkan olehnya. Teori awal warna yang dikembangkan adalah warna dasar : Red, Yellow, Blue (RYB) dan digunakan banyak oleh percetakan dan pelukis.
Sir Isaac Newton
Penemuan lensa dan penggunaan prisma kaca oleh Isaac Newton (1672 - Fisikawan Inggris) pada Abad ke-17 membantu memahami sifat dispersi cahaya, yang dimana menunjukan bahwa cahaya putih terdiri dari warna pelangi/spectrum.
Karyanya "Opticks" (1704) yang merinci bagaimana cahaya putih dapat diuraikan menjadi spektrum warna melalui prisma, membuka jalan bagi pemahaman ilmiah tentang warna.
Johann Wolfgang Von Goethe
Pada Abad ke-18 (1810) ilmuwan Jerman ini merilis "Theory of Colours" (Teori Warna), yang menyoroti aspek emosional dan psikologis warna, serta mempertanyakan pandangan Newton tentang warna.
Pemahaman Goethe tentang warna lebih bersifat subjektif dan artistik dibandingkan dengan pendekatan ilmiah Newton.
Herman Von Helmhozt
Fisikawan Jerman ini pada Abad ke-19 (1850) merinci bagaimana mata manusia mengolah warna dan persepsi warna berdasarkan sifat-sifat fisiologis mata. Dia memisahkan tiga jenis kerucut mata yang sensitif terhadap warna dan berkontribusi pada pemahaman tentang persepsi warna.
Karyanya "Handbuch der Physiologischen Optik" adalah kontribusi besar pada pemahaman tentang sistem penglihatan.
James Clerk Maxwell
Abad ke-19 (1855) Fisikawan Skotlandia ini menggambarkan penglihatan warna manusia sebagai campuran tiga warna primer: merah, hijau, dan biru. Ini membentuk dasar bagi sistem pencampuran warna aditif.
Sir David Brewster
Albert Munsell
Abad ke-20 (1905): Seniman dan ilmuwan Amerika ini mengembangkan sistem Munsell Color, yang mengukur warna dengan tiga dimensi: nuansa, kecerahan, dan kejenuhan.
Sistem ini membantu dalam mengukur dan menggambarkan warna dengan lebih presisi.
FUNGSI WARNA DALAM DESAIN
3. Menggambarkan Hierarki Informasi:
Posting Komentar untuk "Pengertian Warna dalam Desain dan Teori Warna"
Posting Komentar